MOTTO

"kalau kau ingin mendapatkan hal yang terbaik dan yang perfect dalam hidupmu, kau juga harus melakukan yang terbaik dan perfect dalam hidupmu"

jangan fokus pada keinginanmu sendiri tetapi fokuslah pada keinginan Tuhan

kalau kau bisa jalani hidup dengan bahagia, kau juga harus bisa jalani hidup saat sedih
kalau kau bisa jalani hidup dengan kemudahan, kau juga harus bisa jalani hidup dengan kesusahan
karena hidup itu berputar, tak selamanya kau mengalami kebahagiaan tak selamanya hidup mu berada diatas.
tetapi ingatlah apapun keadaan mu
"HE ALWAYS BESIDE YOU,
HE NEVER LEAVE YOU ALONE"

Chemist

Chemist

Tuesday, October 25, 2011

SISTEM PENDISPERSI KOLOID

Istilah koloid menurut Thomas Graham yaitu “kolla = lem” dan “oidos = seperti”. Istilah koloid menunjukkan ukuran partikel dan system campuran zat-zat. Ukuran partikel koloid berdiameter antara 10-7 cm s/d 10-5‑ (1 s/d 100 nm). System koloid merupakan system campuran zat-zat dimana ada zat tersebar merata pada zat lain dengan ukuran koloid.
Komponen koloid
1.      Fase terdispersi                       : zat yang tersebar merata
2.      Fase pendispersi                     : zat tempat partikel koloid tersebar merata.

System disperse di alam dibedakan 3 jenis yaitu
1.      Disperse kasar ( suspensi)
Partikel- partikel zat yyang didispersikan >100nm
2.      Disperse halus (koloid)
Partikel-partikel zat yang didispersikan berukuran 1 s/d 100 nm
3.      Disperse molekuler (larutan sejati)
Partikel-partikel yang didispersikan berukuran <1mm
Perbedaan larutan sejati, koloid, dan suspense
Larutan
koloid
suspensi
homogen
Tampaknya homogen
heterogen
Ukuran diameter partikel <1mm
Ukuran diameter partikel 1 s/d 100mm
Ukuran partikel diameter partikel >100mm
Satu fasa


stabil


Tidak memisah jika didiamkan
Tidak memisah jika didiamkan
Memisah tidak didiamkan
jernih
Tidak jernih
Tidak jernih

JENIS-JENIS KOLOID
            Dibedakan atas
1.      Berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersinya
2.      Berdasarkan gaya  tarik menarik molekul zat terdispersi dengan medium pendispersinya
3.      Berdasarkan fungsinya
Koloid Berdasarkan Fasa
FT
FP
Nama koloid
contoh
G
G
C
P
Buih
busa
Buih sabun
Batu apung, karet, spons.
C
C
C
G
C
P
Aerosol
Emulsi
Emulsi padat
Awan, kabut
Susu, minyak ikan, santan
Mentega, keju
P
P
P
G
C
P
Aerosol padat
Sol
Sol padat
Asap, debu
Tinta, kanji
Alloy, gelas berwarna


Koloid Berdasarkan Gaya Tarik Menarik
1.      Koloid liofil
Yaitu koloid yang senang terhadap pelarutnya. Pada koloid liofil partikel koloid akan mengadsorpsi molekul pendispersinya dengan kuat. Jika molekul pendispersinya air maka disebut koloid hidrofil, jika alcohol maka disebut alkofil, jika benzene maka disebut benzofil.
Contoh: kanji, agar-agar, gelatin, lem, cat, protein, sabun dll.
Sol liofil lebih kental dari pada mediumnya dan tidak terkoagulasi jika ditambahkan sedikit elektrolit. Untuk menggumpalkan koloid liofil diperlukan elektrolit dalam jumlah banyak sebab selubung molekul-moleku cairan yang berfungsi sebagai pelindung harus dipecahkan lebih dulu.
Untuk memisahkan mediumnya dari koloid liofil dapat dilakukan dengan cara pengendapan atau penguapan.

2.      Koloid liofob
Yaitu koloid yang tidak senang terhadap pelarutnya. Pada koloid liofob partikel koloid kurang mengdsorpsi molekul pendispersinya. Jika medium pendispersinya. Jika medium pendispersinya air koloid disebut hidrofob, jika alcohol disebut alkofob, jika benzene disebut benzofob.

Koloid Berdasarkan Sifatnya
1.      Koloid pelindung
Adalah koloid yang ditambahkan ke dalam koloid lain agar menjadi stabil, karena koloid pelindung ini akan menutupi permukaan koloid lain. Koloid pelindung tidak mengalami penggumpalan.
Contoh : tinta dan cat akan membentuk endapan jika tidak ditambah koloid pelindung.
2.      Koloid pengemulsi
Adalah koloid pelindung yang menstabilkan suatu emulsi
Contoh : sabun/ detergen dapat mengangkat kotoran dari pakaian yang dicuci, yaitu minyak/lemak dapat diemulsikan oleh sabun/detergen.

SIFAT-SIFAT KOLOID
1.      Gerak Brown
Adalah gerak lurus secara acak dari partikel koloid terhadap medium pendispersinya yang berlangsung terus menerus, akibatnya gerak brown koloid bersifat stabil
2.      Efek Tyndall
Adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid
Contoh : berkas sinar masuk ke ruang gelap melalui celah misalnya pada dapur rumah. Hal ini diakibatkan adanya partikel debu pada dapur tersebut.
3.      Adsorpsi
Adalah peristiwa penyerapan suatu molekul/ion pada permukaan partikel koloid. Akibatnya koloid memiliki muatan dan koloid akan menjadi stabil. Sol Fe(OH)3 merupakan koloid yang bermuatan positif dan As2S3 merupakan kolid yang bermuatan negative
Kegunaan: pemutihan tebu oleh karbon/tanah diatom, penyembuhan sakit perut oleh norit, penjernihan air oleh tawas, deodorant
4.      Koagulasi
Adalah peristiwa penggumpalan koloid.
Cara terjadinya penggumpalan :
a.       Cara mekanik (cara fisika) à pengadukan, pemanasan, pendinginan
b.      Cara kimia à - penambahan elektrolit (misal lateks dapat digunakan dengan asam asetat atau asam formiat), - mencampurkan dua koloid yang beda muatan (misal campuran Fe(OH)3 dan As2S3
Kegunaan sifat koagulasi : penjernihan air tawas, pembentukan delta pada muara sungai, penggumpalan darah pada tubuh yang terluka.
5.      Elektroforesis
Adalah peristiwa penggerakan partikel koloid dalam medan listrik. Peristiwa elektroforesis dapat mengenal muatan dari koloid karena dua macam koloid yang berbeda muatannya jika bercampur dapat dipisahkan dengan elektroforesis. Peristiwa koagulasi juga diterangkan dengan melalui proses elektroforesiss. Koloid yang bermuatan positif bergerak ke katoda(muatan -) sedangkan koloid yang bermuatan negative bergerak keanoda(muatan +).
Kegunaan : mengurangi pencemaran udara yang dikeluarkan melalui cerobong asap, pada industry, pembuatan bahan-bahan yang terbuat dari karet seperti boneka, sarung tangan.

PEMBUATAN KOLOID
Dengan 2 cara yaitu kondensasi dan dispersi.
Kondensasi dilakukan dengan 3 reaksi yaitu
a.      Reaksi redoks
Pembuatan sol belerang          : 2H2S(g) + SO2(g) à 2H2O(l) + 3S
Pembuatan sol emas                : 2AuCl3(g) + 3HCHO(aq) + 3H2O(l) à6HCl(aq) +3HCOOH(aq) +2Au(koloid)

b.      Reaksi Hidrolisis
Pembuatan sol Fe(OH)3          : FeCl3 +H2O(l) à Fe(OH)3(koloid) + 3HCl (aq)
Pembuatan sol Al(OH)3          : AlCl3 + 3H2O à Al(OH)3(koloid) + 3HCl

c.       Reaksi pengendapan
Pembuatan sol As2S3             : As2O3(aq) + 3H2S(g) à As2S3(koloid) + 3 H2O
Pembuatan sol AgCl               : AgNO3(aq) + NaCl(aq) àAgCl(kol) + NaNO3(aq)

Cara dispersi
a.       Cara mekanik              : penggilingan cth pembuatan sol belerang
b.      Cara peptisasi              : dilakukan dengan penambahan eektrolit yang sejenis cth Fe(OH)2 tambah FeCl3
c.       Cara busur bredig        : biasaanya pada pembuatan sol logam, dimana logam digunakan sebagai elektroda dan dialiri listrik dan terjadi lonacatan bunga api sehingga atom-atom logam masuk ke medium pendispersinya. Setelah mengalami kondensasi terbentuklah partikel-partikel koloid. 

No comments:

Post a Comment