Ringkasan
- Ikatan ion (elektrovalen) terjadi melalui perpindahan electron
- Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian PE (dari ke 2 atom) secara bersama-sama
- Ikatan kovalen koordinasi terjadi karena apabila Pt yang digunakan bersama hanya berasal dari 1 atom saja
- Ikatan kovalen nonpolar bila atom-atom yang berkaitan sama seperti H-H, O=O, N≡N
- Ikatan polar bila atom-atom yang berikatan berbeda (kecuali C-H : nonpolar) seperti O-H, N-H, S-H, P-H, C=O, C-Cl, Be-Cl
- Makin besar selisih keelektronegatifan (∆EN) 2 atom ikatannya maka makin polar
- Molekul akan bersifat nonpolar apabila semua ikatan nonpolar, seperti S8, P4, O3, O2, H2, N2, F2
- Molekul akan bersifat nonpolar apabila ikatan polar namun atom pusat tidak memiliki PEB
- Molekul akan bersifat polar apabila ikatan polar dan atom pusat memiliki PEB
- Ikatan hydrogen terjadi antara atom H dengan atom F atau O atau N dari 2 molekul yang berbeda
- Senyawa yang memiliki ikatan hydrogen memiliki titik didih yang lebih tinggi dari seharusnya anomaly terjadi pada NH3, H2O dan HF
IKATAN KIMIA merupakan gaya tarik menarik antar atom-atom dalam suatu senyawa. Dasar dalam ikatan kimia yaitu "mencapai susunan yang stabil"
cara mencapai elektron stabil yaitu :
- melepas elektron --> ion + (bila elektron valensi 1 sampai 3 kecuali H dan B
- menerima elektron --> ion - ( bila elektron valensi 4 sampai 7)
JENIS IKATAN
IKATAN SIGMA (IKATAN Σ)
adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang paling kuat. Ikatan sigma dapat dijelaskan dengan jelas untuk molekul diatomik menggunakan konsep grup simetri. Dalam pendekatan formal ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di sumbu ikat. Dengan definisi ini, bentuk ikatan sigma yang umum adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z ditentukan sebagai sumbu ikat). Teori kuantum juga mengatakan bahwa orbital molekul (MO) yang bersimetri sama akan bercampur. Konsekuensi dari percampuran molekul diatomik ini adalah fungsi gelombang orbital molekul s+s dan pz+pz menyatu. Ruang lingkup percampuran ini tergantung pada energi relatif dari MO yang bersimetri.
Untuk molekul homodiatomik. orbital σ yang berikatan tidak memiliki bidang simpul di antara atom-atom yang berikatan. Antiikat atau orbital σ* ditentukan dengan keberadaan sebuah bidang simpul antara dua atom yang berikatan ini.
Oleh karena ikatan sigma adalah jenis ikatan kovalen yang paling kuat, elektron-elektron dalam ikatan ini kadang-kadang dirujuk sebagai elektron sigma.
Simbol σ adalah huruf Yunani untuk s. Ketika ikatan ini dilihat dari atas, MO σ mirip dengan orbital atom s.
Ikatan Sigma Dalam Senyawa Poliatomik
Ikatan sigma ini didapatkan dari orbital-orbital atom yang tumpang tindih. Konsep ikatan sigma diperluas untuk menjelaskan interaksi ikatan yang melibatkan ketumpangtindihan cuping tunggal sebuah orbital dengan cuping tunggal lainnya. Sebagai contoh, propana dideskripsikan mengandung 10 ikatan sigma, masing-masing untuk dua ikatan C-C dan delapan ikatan C-H. Ikatan σ pada molekul poliatomik ini sangat ter-delokalisasi dan berlawanan dengan konsep dua orbital satu ikatan. Terlepas dari masalah ini, konsep ikatan σ sangatlah berguna, sehingga digunakan secara luas.
Ikatan Sigma Yang Berikatan Rangkap Banyak
Senyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap, seperti etilena dan kromium(II) asetat memiliki ikatan sigma di antara ikatan rangkap tersebut. Ikatan sigma ini ditambahi dengan ikatan π seperti pada etilena dan bahkan dengan ikatan &delta seperti pada kasus kromium(II) asetat untuk membentuk ikatan rangkap.
IKATAN PI
Ikatan pi biasanya lebih lemah dari ikatan sigma karena rapatan elektronnya lebih jauh dari inti atom yang bermuatan positif, sehingga memerlukan lebih banyak energi. Dari sudut pandang mekanika kuantum, kelemahan ikatan ini dijelaskan oleh ketumpangtindihan yang sangat sedikit di antara orbital p oleh karena orientasinya yang paralel.
Walaupun ikatan pi lebih lemah dari ikatan sigma, ikatan pi seringkali merupakan komponen dari ikatan rangkap bersamaan dengan ikatan sigma. Kombinasi dari ikatan sigma dan pi lebih kuat dari ikatan pi dan sigma yang berdiri sendiri. Kekuatan ikatan yang bertambah dari ikatan rangkap diindikasikan oleh banyak pengamatan, namun yang paling menonjol adalah kontraksi panjang ikatan. Sebagai contoh, dalam kimia organik, panjang ikat karbon-karbon pada etana adalah 154 pm, etilena 133 pm, dan asetilena 120 pm.
Selain ikatan sigma, sebuah pasangan atom yang dihubungkan dengan ikatan rangkap dua memiliki satu ikatan pi dan ikatan rangkap tigamemiliki dua ikatan pi. Ikatan pi dihasilkan dari tumpang tindih orbital-orbital. Ikatan pi memiliki sifat yang lebih baur dari ikatan sigma. Elektron-elektron pada ikatan pi kadang kala dirujuk sebagai elektron pi. Fragmen molekul yang dihubungkan dengan ikatan pi tidak dapat diputar tanpa memutuskan ikatan pi tersebut, karena perputaran akan merusak orientasi paralel dari orbital-orbital p yang membentuk ikatan pi.
IKATAN ION
- Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion).
- Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis (sesuai hukum Coulomb).
- Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non logam.
Sifat umum senyawa ionik :
1) Titik didih dan titik lelehnya tinggi
2) Keras, tetapi mudah patah
3) Penghantar panas yang baik
4) Lelehan maupun larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit)
5) Larut dalam air
6) Tidak larut dalam pelarut/senyawa organik (misal : alkohol, eter, benzena)
Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :
a) Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA)
Contoh : NaF, KI, CsF
b) Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O
c) Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : CaO, BaO, MgS
IKATAN KOVALEN
1. Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan.
2. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).
3. Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.
4. Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama.
5. Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).
IKATAN LOGAM
- 1. Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam
- dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak.
- 2. Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.
- 3. Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
- 4. Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari
- 1 atom ke atom lain.
- 5. Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu
- keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom
- ke atom lain.
- 6. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam.
- 7. Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu :
a. berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.
b. dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus.
c. penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron.
POLARITAS IKATAN
merupakan beda keelektronegatifan antara tom-atom dalam suatu ikatan kimia
pengelompokkannya :
contoh : semua ikatan ion (NaCl, Na2S, MgBr2, CaF2, dst)
ikatan kovalen (HCl, H2O, NH3, HBr)
contoh : molekul sejenis (H2, Cl2, O2, N2 dsb)
molekul simetris (CH4, CO2,C6H6 dst)
catt : penentuan ikatan bersifat polar atau nonpolar dengan membedakan bentuk molekul
- ikatan polar (beda keelektronegatifan besar)
contoh : semua ikatan ion (NaCl, Na2S, MgBr2, CaF2, dst)
ikatan kovalen (HCl, H2O, NH3, HBr)
- ikatan non polar ( beda keelektronegatifan kecil)
contoh : molekul sejenis (H2, Cl2, O2, N2 dsb)
molekul simetris (CH4, CO2,C6H6 dst)
catt : penentuan ikatan bersifat polar atau nonpolar dengan membedakan bentuk molekul
- molekul tidak simetris merupakan polar ( ciri : pada atom terdapat elektron bebas, cth H2O, NH3, dst)
- molekul simetris merupakan nonpolar ( ciri pada atom pusat tidak terdapat elektron bebas, cth CH4, CO2, C6H6 dst)
No comments:
Post a Comment